Praktikum Reaksi Kesetimbangan Kimia: Studi Pembentukan Kompleks [Fe(SCN)]³⁻ oleh Siswa Kelas XI SMA Kornita Bogor di Teaching Laboratory DPKU IPB University

Pada hari Kamis, tanggal 9 Oktober 2025, siswa kelas XI SMA Kornita Bogor melaksanakan kegiatan praktikum kimia dasar yang berfokus pada materi kesetimbangan kimia yaitu tentang pembentukan senyawa kompleks [Fe(SCN)]³⁻. Praktikum ini berlangsung dari pukul 08.00 hingga 11.00 WIB dan bertempat di Teaching Laboratory DPKU IPB University, sebuah fasilitas laboratorium pendidikan dasar yang dirancang untuk mendukung pembelajaran kimia secara aplikatif dan aman bagi siswa sekolah menengah.

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap konsep kesetimbangan dalam reaksi kimia, serta memberikan pengalaman langsung dalam mengamati perubahan reaksi kimia secara visual. Dalam praktikum ini, siswa diajak untuk mencampurkan larutan ion besi (III) atau Fe³⁺ dengan ion tiosianat (SCN⁻) dalam berbagai konsentrasi dengan mengacu pada jumlah volume yang digunakan secara berbeda. Reaksi yang terjadi adalah pembentukan kompleks [Fe(SCN)6]3- yang ditandai dengan munculnya warna merah darah. Warna ini menjadi indikator visual yang sangat efektif untuk menunjukkan keberadaan kompleks dan arah pergeseran kesetimbangan. Siswa diminta untuk mengamati intensitas warna yang terbentuk, kemudian menganalisis bagaimana perubahan konsentrasi reaktan atau produk dapat memengaruhi posisi kesetimbangan, sesuai dengan prinsip Le Chatelier. Analisis perubahan warna kompleks yang terbentuk dialakukan secara kuantitatif dengan alat Spectronic 20D+.

Grafik yang menggambarkan bahwa semakin tinggi konsentrasi kompleks [Fe(SCN)6]3- yang terbentuk, semakin intens warna merah yang muncul. Hal ini sesuai dengan prinsip kesetimbangan kimia, di mana penambahan reaktan mendorong pembentukan produk kompleks yang berwarna khas.
Kegiatan praktikum ini didampingi oleh tim asisten dari Departemen Kimia FMIPA IPB yang berperan aktif dalam membimbing siswa selama proses berlangsung. Para asisten tidak hanya membantu dalam aspek teknis seperti penyiapan larutan dan penggunaan alat laboratorium, tetapi juga memberikan penjelasan konseptual yang memperkaya pemahaman siswa terhadap fenomena yang diamati. Pendekatan ini sangat membantu siswa dalam menghubungkan teori yang dipelajari di kelas dengan praktik nyata di laboratorium. Antusiasme siswa terlihat jelas sepanjang kegiatan. Mereka aktif berdiskusi, mencatat hasil pengamatan, dan mencoba menarik kesimpulan dari data yang diperoleh dalam format laporan yang sudah disediakan di laboratorium. Data disusun dalam bentuk tabel pengamatan dan grafik intensitas warna terhadap konsentrasi larutan. Dokumentasi kegiatan menunjukkan suasana belajar yang dinamis dan kolaboratif. Hal ini mencerminkan semangat belajar dan eksplorasi informasi ilmiah yang tinggi.

Melalui praktikum ini, siswa tidak hanya belajar tentang kesetimbangan kimia, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kerja sama tim, dan komunikasi dalam bentuk diskusi ilmiah. Kegiatan asistensi seperti ini diharapkan dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan, sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran kimia di tingkat sekolah menengah. Dengan dukungan dari institusi pendidikan tinggi seperti IPB University, sinergi antara sekolah dan perguruan tinggi dapat menjadi fondasi kuat dalam membentuk generasi muda yang unggul dalam bidang sains dan teknologi.