Globally Harmonized System: Sistem Klasifikasi dan Labeling Tanda Bahaya Bahan Kimia di Laboratorium
1 min read

Globally Harmonized System: Sistem Klasifikasi dan Labeling Tanda Bahaya Bahan Kimia di Laboratorium

Pictogram GHS sebagai tanda bahaya bahan kimia di laboratorium ( Picture from https://mlienvironmental.com/blog/globally-harmonized-system-ghs/)

Kebanyakan bahan kimia yang digunakan di laboratorium kimia adalah bahan kimia yang berbahaya. Pemberian symbol pada jenis bahan kimia diperlakukan untuk dapat mengenal dengan cepat dan mudah sifat bahaya suatu bahan kimia. Pengenalan dengan symbol-simbol ini sangat penting bagi untuk penanganan, transportasi, serta penyimpanan bahan kimia. Cara penyimpanan bahan kimia memerlukan pengetahuan dasar akan bahaya serta kemungkinan interaksi antar bahan dan kondisi yang mempengaruhinya. Berbagai symbol yang menunjukkan bahaya suatu bahan kimia telah banyak dibuat oleh setiap negara, wilayah, atau lembaga. Pada umumnya, symbol-simbol tersebut memiliki gambaran yang sama, tetapi ada juga sebagian yang berbeda. Beberapa contoh symbol bahan kimia adalah sebagai berikut:

Hazard Communication: Globally Harmonized System of Classification and Labeling of Chemicals

(Picture from https://www.chemsafetypro.com/ )

Toxic / Beracun (T)

Bahan beracun berbahaya bagi kesehatan bila terisap, tertelan, atau kontak dengan kulit. Bahan ini juga dapat mematikan pada konsentrasi tertentu.

Contoh : Arsen triklorida, dimetil sulfat

Pencegahan : Kontak dengan tubuh harus dihindari. Perhatian khusus perlu jika bekerja dengan bahan kimia yang bersifat karsinogetik, tratogenik, atau mutagenic.

Corrosive/Korosif (C)

Bahaya : Merusak jaringan tubuh

Contoh : Asam sulfat, brom

Penanganan : Hindari kontak dengan mata, kulit atau pakaian, jangan menghirup uapnya pada saat bernapas.

Flammable/Mudah terbakar (F)

Bahaya : Mudah terbakar

Bahaya mudah terbakar masih dapat dibagi lagi menjadi 4 kelompok:

  1. Zat terbakar langsung

Contoh            : Aluminium alkil fosfor

Pencegahan   : Hindari Campuran dengan udara

  1. Gas amat mudah terbakar : titik nyala (Flash point) <210C

Contoh          : Butana, Propane

Pencegahan : Hindari campuran dengan udara

  1. Zat yang sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila terkena uap air atau air.

Contoh : Litium aluminium hidrida

Pencegahan : hindari campuran dengan air

  1. Cairan mudah terbakar : titik nyala (flash point) 210C 550C

Contoh : Aseton, benzene, dietil eter

Pencegahan : Jauhkan dari api dan sumber api.

Explosive / Mudah meledak (E)

Bahaya : Meledak pada kondisi tertentu

Pencegahan : Hindari dari benturan, tabrakan, guncangan. Gesekan, percikan, api dan panas. Beberapa senyawa azida, onida, nitro, nitroso,diazo, amina tersubtitusi halogen, dan peroksida merupakan contoh bahan kimia yang mudah meledak.

Oxidizer/Fire-promoting/oksidator (O)

Bahaya: Dapat membakar bahan lain, penyebab timbulnya api, atau penyebab kesulitan dalam pemadaman api.

Contoh: Natrium peroksida, Kalium perklorat

Pencegahan : Hindari panas dan kontak dengan bahan mudah terbakar atau yang bersifat reduktor, resiko percikan.

Environmental Hazard (U)

Bahaya : Perusakan lingkungan

Contoh : Karbon tetraklorida

Pencegahan : Tidak boleh dibuang ke tanah maupun perairan. Dibuang pada tempat tertentu (Pengolahan limbah beracun).

Iritant/Iritasi (Xi)

Bahaya : Terjadinya iritasi pada kulit, mata, saluran pernapasan

Contoh : Amonia, benzyl klorida

Pencegaha : Hindari kontak dengan mata, kulit, menghirup uapnya.

Severe Chronic Hazard/ Bahya Kronis

Bahaya : Menyebabkan kematian dalam dosis yang sangat rendah.

Contoh : Logam berat, sianida

Pencegahan  : Hindari menghirup uapnya, gunakan perlindungan ekstra.

Reference:

Handbook Of National Research Council

Buku Panduan Keselamatan Kerja di Laboratorium (Karya Andriawan Subekti dan Dr Sri Mulijani, M.Si)

Situs: https://www.chemsafetypro.com/

https://www.ioshmagazine.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *