Bioteknologi Pada Beras Emas (Golden Rice) : Proses Tingkat Keamanan Pangan dan Kontroversinya

Padi yang mengandung provitamin A (beta-karotena) dalam jumlah tinggi (Golden Rice).

A. Review Biotecnology and Food Security
Prinsip-prinsip Bioteknologi dan Kajian Keamanan Pangan menjelaskan tentang peran aplikasi bioteknologi dalam memenuhi kebutuhan pangan manusia. Dengan pesatnya perkembangan peradaban manusia seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, ternyata berdampak pada kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan pangan juga. Masih ada daerah di dunia di mana kelaparan dan kekurangan gizi biasa terjadi. Atas dasar itulah maka diperlukan kemajuan teknologi seperti kemajuan teknologi pertanian dan teknologi lainnya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Di bidang bioteknologi, perlu dilakukan pengembangan produksi pangan, seperti persilangan varietas unggul, agar diperoleh tanaman pangan yang bernilai gizi lebih baik, ketahanan terhadap penyakit, laju hasil dan peningkatan hasil.Bioteknologi Indonesia sebagai ketahanan pangan, Indonesia memiliki populasi yang terus bertambah setiap tahun dan harus memenuhi kebutuhan dasar. Berdasarkan hal tersebut, banyak peneliti telah mengembangkan varietas tanaman baru yang menggunakan bioteknologi untuk menghilangkan sifat-sifat buruk dari tanaman dan meningkatkan nilai tanaman tersebut. Contoh konkritnya adalah varietas padi. Pada zaman dahulu, padi dipanen dua kali atau bahkan setahun sekali dan sering terkena hama tanaman. Namun, hasilnya menunjukkan bahwa nilai varietas padi elit ini meningkat seiring dengan dikembangkannya varietas baru dalam pemuliaan padi. Keuntungannya adalah bahwa budidaya padi tampaknya tahan terhadap penyakit dan hama, memperpendek masa pertumbuhan. Ini telah berubah dari satu atau dua kali panen setahun menjadi tiga hingga empat kali setahun di masa lalu. Inventarisasi beras dan dampaknya terhadap ketahanan pangan nasional.

B. Aplikasi Bioteknologi Pada Golden Rice
Contoh dari penerapan bioteknologi dalam bidang pangan yaitu dikembangkannya beras dengan kandungan beta karoten yang tinggi (Golden Rice). Beras (Oryza sativa) merupakan bahan pangan pokok yang penting bagi masyarakat Indonesia. Pertanian padi dataran rendah telah mengakar dengan sebagian besar petani di Indonesia. Selama proses tanam, petani menghadapi banyak kesulitan di kedua aspek: penggunaan pupuk di lapangan dan cuaca yang tidak menentu di tanaman. Seperti yang Anda ketahui, Indonesia merupakan negara agraris dengan banyak lahan subur. Namun sayangnya, saat ini banyak lahan pertanian yang terbuka untuk desa untuk pembangunan, perumahan, industri, dll. Demikian pula, penggunaan pupuk yang tidak efisien membingungkan para petani yang menanam padi di ladang mereka. Selain itu, musim di Jepang tidak menentu dan mempengaruhi budidaya dan hasil padi.
Budidaya padi sulit dilakukan oleh petani lokal, sehingga pemerintah berusaha memberikan alternatif budidaya padi untuk penghidupan masyarakat Indonesia. Solusi alternatif yang dikembangkan pemerintah adalah padi rekayasa genetika. Rekayasa genetika sekarang memainkan peran penting dalam memodifikasi susunan genetik organisme hidup untuk memenuhi kebutuhan manusia. Gen tertentu, juga dikenal sebagai rekayasa genetika (GMO) atau organisme yang dimodifikasi secara genetik (GMO), dapat dimasukkan ke dalam tubuh organisme tertentu dan ditentukan melalui manipulasi genetik untuk menghasilkan garis keturunan baru. Rekayasa genetika adalah transplantasi gen atau DNA rekombinan. Rekayasa genetika telah digambarkan sebagai salah satu perkembangan paling menakjubkan sejak manusia berhasil membelah atom.

C. Proses Bioteknologi Pada Golden Rice
Perbaikan dan peningkatan kualitas produksi pertanian dari tahun ke tahun tetap penting untuk mencapai keseimbangan antara ketersediaan lahan dan pertumbuhan penduduk dengan ketersediaan sumber daya alam dan teknologi pertanian industri. Situasi ini tidak mungkin berlanjut di masa depan tanpa pendekatan baru yang memberikan ide dan teknologi untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Beras adalah makanan pokok bagi orang-orang di sebagian besar negara berkembang. Karena itu, nasi banyak mengandung provitamin A yang sangat bermanfaat. Namun, kandungan betakaroten beras hanya ditemukan di jaringan hijau seperti daun, dan endosperma beras (jenis beras yang kita makan) tidak mengandung nutrisi ini. Dibandingkan dengan jaringan nutrisi, yang mengandung semua komponen biosintetik beta-karoten, endosperm tidak memiliki dua enzim yang terlibat dalam proses ini. Enzim tersebut adalah phytoene synthase (PSY) dan karoten desaturase (CRTI). Sederhananya, menyisipkan dua gen yang mengkode enzim ini dapat mengaktifkan kembali siklus biosintesis beta-karoten untuk menghasilkan provitamin A.

Proses bioteknologi pada pembuatan tanaman Golden Rice

Konsep ini digunakan untuk menghasilkan beras emas (golden rice). Awalnya, millet menghasilkan 1,6 g/g beta-karoten. Untuk mencapai rasio nilai gizi, perlu meningkatkan kadar betakaroten. Phytoene synthase (PSY) diidentifikasi sebagai faktor yang mempengaruhi tingkat produksi provitamin A, dan gen psy yang diekstraksi dari beras dan jagung memberikan hasil beta-karoten tertinggi. Beberapa galur beras emas telah dikembangkan untuk menghasilkan 37 g/g karotenoid yang mengandung 31 g/g beta-karoten. Oleh karena itu, 72g beras emas dapat mencapai setengah dari rasio gizi yang cukup yang dianggap cukup untuk menjaga kebutuhan vitamin A yang sehat. Karena konsumsi beras di negara berkembang sekitar 100-200g/anak, asupan vitamin A beras kuning dipertimbangkan. sangat tepat. Ketika beta-karoten diproduksi dalam nasi kuning, warna nasi berubah menjadi kuning-oranye. Semakin tinggi kandungan beta-karoten dalam beras, semakin gelap warna berasnya.

D. Keunggulan Golden Rice
Keunggulan Beras Emas adalah teknologi rekayasa gen tipe baru Rekayasa genetika adalah teknologi pemindahan gen dari satu jenis ke jenis lainnya, dalam bentuk fragmen DNA, gen target diubah menjadi sel atau tanaman inang untuk membuat transisi. stres, kelebihan beban. Tanaman dengan fitur baru. Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi atau mengubahrangkaian asam nukleat DNA (gen) atau menyisipkan gen baru ke dalam struktur DNA organisme penerima. Organisme tempat gen dimasukkan dapat diperoleh dari organisme apa pun. Contoh tanaman yang menggunakan teknologi GM adalah beras emas. Beras adalah stok pangan kebanyakan orang di negara berkembang. Karena itu, sangat bermanfaat jika mengandung provitamin A Amerika. Namun, beta-karoten di padi hanya terlihat di jaringan hijau seperti daun, dan endosperma beras (beras yang kita makan) tidak mengandung nutrisi. Dibandingkan dengan jaringan tanaman yang mengandung semua komponen biosintetik beta-karoten, limbah tidak memiliki dua enzim yang terlibat dalam proses ini. Enzim tersebut adalah phytoene synthase (PSY) dan karoten desaturase (CRTI). Sederhananya, penyisipan dua gen yang mengkode enzim ini memungkinkan siklus biosintetik beta-karoten untuk melanjutkan untuk menghasilkan provitamin A. Konsep ini digunakan dalam pembuatan beras emas (golden rice).
Pertama-tama, Beras Emas menghasilkan 1,6g/g beta-karoten. Kadar beta-karoten harus ditingkatkan untuk mencapai rasio kecukupan gizi. Fitoena sintase (PSY) telah diidentifikasi sebagai faktor yang mempengaruhi laju produksi. Provitamin A. Gen Psy dalam beras dan jagung menyediakan produksi beta-karoten tertinggi. Beberapa jenis beras emas telah dikembangkan untuk menghasilkan 37 g/g karotenoid, termasuk 31 g/g beta-karoten. Jadi, hingga 72 gram beras emas dapat memberikan setengah dari asupan nutrisi Anda, yang cukup untuk menjaga kebutuhan vitamin A yang sehat. Karena konsumsi beras di negara berkembang sekitar 100-200g per anak, jumlah vitamin A dalam Fansal dianggap sangat tepat. Jacinda (2013) mungkin merekomendasikan 100-200g vitamin A per hari dengan manfaat membuat nasi emas atau golden rice, sehingga mengonsumsi nasi emas ini dapat memberikan vitamin A dan karbohidrat. Itu perlu untuk tubuh. Di sisi lain, menurut informasi dari Badan Litbang Pertanian (2007), teknologi yang terkait dengan pengembangan beras emas akan diberikan secara gratis oleh produsen (Ingo Potrykus, ETH-Zurich, dll). Peter Beyer, Univ. Freibrug) menggunakan sumbangan untuk melisensikan hak kekayaan intelektual beberapa perusahaan. rahasia. Oleh karena itu, di IRRI untuk penggunaan lokal, tidak ada biaya tambahan untuk mendapatkan benih tersebut.

E. Kekurangan dan kontroversi Golden Rice
Penggunaan tanaman GM semakin mengurangi manfaat dan kerugian bagi masyarakat. Pendukung penggunaan tanaman GM cenderung berfokus terutama pada potensi penggunaan tanaman GM untuk mengatasi krisis pangan dan menganggap tanaman GM tidak berbahaya. Juga, tanaman GM memberikan kualitas produk yang lebih baik dan tahan terhadap hama dan penyakit seperti beras emas yang sedang kita bicarakan. Mereka yang menentang penggunaan tanaman Memang, tanaman GM belum dievaluasi secara rinci mengenai pertanyaan tentang keamanannya untuk konsumsi manusia, lingkungan, dan asal usul gen yang dimasukkan ke dalam tanaman. Beras emas telah terbukti sangat berguna dan telah terbukti menghasilkan beta-karoten selain dua senyawa dengan efek kesehatan yang tidak diketahui: lutein dan zeaxanthin.Tanaman yang dimodifikasi secara genetik yang dimasukkan ke dalam antibiotik kanamisin R (can R) ketika dicerna oleh manusia dianggap terus terpapar antibiotik, menghasilkan strain yang resisten terhadap manusia. Dikatakan bahwa transfer horizontal gen Kan-R dari tanaman ke usus manusia tidak mungkin karena gen Kan- R terintegrasi (terintegrasi) ke dalam tanaman dan usus manusia dan tanaman tidak memiliki gen. Merupakan gen yang mengikat usus manusia. Selain itu, bahan pangan transgenik berpotensi toksik,adanya potensi pergeseran gen yang mengarah pada pergeseran ekologi, adanya potensi erosi Plasma Nutfah dan bahan pangan transgenik berpotensi sumber penyakit/gangguan kesehatan.
Di tengah kontroversi, International Rice Research Institute (IRRI) yang berpusat di Filipina membuat evaluasi dan menyimpulkan, “Padi transgenik ini sebagai opsi baru yang disediakan oleh bioteknologi (IRRI 2000-2001). IRRI menggandeng lembaga penelitian di 16 negara, seperti di China, India, Vietnam, dan Indonesia untuk mengujicoba padi emas. Di Indonesia, IRRI membangun pusat benih padi transgenik di Muara, Bogor, Jawa Barat, pada 2010. Proyek ini bertujuan mengubah padi Siheran menjadi beras emas genetik. Saat itu juga terjadi protes yang diprakarsai oleh kelompok tani dan LSM. Argumennya adalah bahwa Indonesia adalah negara keanekaragaman hayati yang sangat besar dengan sumber makanan yang beragam. Alih-alih memodifikasi beras secara genetik, pemerintah harus mendorong diversifikasi sumber pangan. Selain menyehatkan, diversifikasi pangan dapat mengurangi ketergantungan pada beras impor yang ditopang oleh impor. Protes terbesar terjadi di Filipina, di mana ratusan orang menanam padi emas di lokasi uji IRRI di Bikoru. Meskipun ditentang, Beras Emas perlahan-lahan mendapatkan dukungan dari tokoh-tokoh dunia, termasuk Paus untuk Paten Kemanusiaan 2015 untuk 110 Peraih Nobel pada 2016. Selama lima tahun terakhir, regulator AS, Kanada, Selandia Baru dan Australia telah menyetujui konsumsi beras emas, tetapi tidak ada rencana untuk menanam beras emas. Hingga saat ini, Bangladesh melakukan evaluasi akhir sebelum menempatkan beras emas di pasar. Di masa lalu, Bangladesh juga mengizinkan budidaya terong GM yang tahan terhadap hama dan penyakit. Berbeda dengan beras emas yang merupakan bagian dari misi kemanusiaan, Dikembangkan oleh perusahaan benih multinasional, itu benar-benar datang ke pesta makan malam kami. Sebagai contoh, sebagian besar candi (80%) di Indonesia terbuat dari kedelai hasil rekayasa genetika. Organisme yang Dimodifikasi Secara Genetik/GMO yang Diimpor dari Amerika Serikat.

Referensi
Arif, Ahmad.2019. https://rumahpengetahuan.web.id/kontroversi-padi-emas/. Diakses tanggal 12 Juni 2021
Sutarno. 2016. Rekayasa Genetika Dan Perkembangan Bioteknologi Di Bidang Pertanian padaProceeding Biology Education Conference 13 (23-27). UNS
Mahrus. 2014. Kontroversi Produk Rekayasa Genetika Yang Dikonsumsi Masyarakatt pada Jurnal Biologi Tropis 4 (2)
Prianto. dkk. 2017. Tanaman Genetically Modified Organis (GMO) dan Perspektif Hukumnya Di Indonesia . Journal of BiologyAL-KAUNIYAH 10.(2): 133-142
https://nptel.ac.in/content/storage2/courses/104108056/module9/PNR%20lecture%2036.pdf. Diakses 12 Juni 2021
http://www.igntu.ac.in/eContent/IGNTU-eContent-317364151984-M.Sc-EnvironmentalScience-2-ManojkumarRai-Environmentalmicrobiologyandbiotechnology-4.pdf Diakses 12 Juni 2021

https://www.world-grain.com/articles/17357-cgiar-initiative-plants-golden-rice-in-philippines

Share on Facebook

Tweet

Follow us

Save